Pemerintah Indonesia telah lama berusaha mengatasi backlog hunian perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui kebijakan perumahan subsidi. Namun, seringkali kebijakan ini mengalami perubahan dan kurang memberikan dukungan yang cukup bagi pengembang dalam membangun rumah subsidi.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pengembang adalah ketidakpastian dalam penetapan harga rumah subsidi. Harga rumah subsidi selama ini belum mengalami kenaikan selama tiga tahun terakhir. Sementara itu, harga bahan baku untuk membangun rumah mengalami kenaikan akibat dari kenaikan harga BBM. Kondisi ini memberikan tekanan yang cukup besar bagi sektor properti, yang memiliki multiplier effect yang signifikan terhadap sektor industri lainnya.
Pengembang rumah subsidi, seperti Arrayan Group Asmat Amin, berharap pemerintah segera melakukan penyesuaian harga rumah subsidi. Mereka berharap adanya kepastian hukum dan kebijakan yang mendukung dalam pembangunan rumah subsidi. Keberlanjutan program rumah subsidi sangat penting karena dapat membantu mengatasi permasalahan backlog hunian perumahan.
Selain masalah harga, pengembang rumah subsidi juga dihadapkan pada permasalahan perizinan dan pertanahan. Peraturan-peraturan terkait perizinan dan pertanahan yang sebelumnya cukup kuat, kini menjadi lemah dan perlu diperkuat kembali. Hal ini menyebabkan proses perizinan dan pemenuhan persyaratan pertanahan semakin sulit dan memperlambat pembangunan rumah subsidi.
Erick Thohir Cerita Rumah Masa Kecilnya Tak Lebih Baik dari Rumah Subsidi
Pemerintah juga diharapkan untuk memberikan dukungan dalam pembiayaan pembangunan rumah subsidi. Program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) telah dihapus untuk rumah bersubsidi, namun belum ada program alternatif yang efektif menggantikannya. Pengembang membutuhkan pembiayaan yang terjangkau agar dapat membangun rumah subsidi dengan harga yang terjangkau pula.
Terkait dengan subsidi gas alam, ada usulan untuk mengalihkan anggaran subsidi gas melon 3 kg menjadi subsidi gas alam untuk keluarga miskin. Ini akan membantu meringankan beban masyarakat berpenghasilan rendah dalam memenuhi kebutuhan energi rumah tangga. Meskipun Pemerintah menyatakan perhatiannya terhadap jaringan gas, perubahan peraturan dan alokasi anggaran yang tepat diperlukan agar langkah-langkah tersebut dapat terealisasi dengan efektif.
Untuk memastikan keberhasilan program rumah subsidi dan peningkatan akses perumahan layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah, perlu adanya kebijakan yang konsisten dan dukungan yang kuat dari pemerintah. Kebijakan yang tidak stabil dan kurang mendukung akan menghambat pembangunan rumah subsidi dan pemenuhan kebutuhan perumahan yang memadai.
